KEKUATAN KAUM TERTINDAS

KEKUATAN KAUM TERTINDAS

وَاذْكُرُواْ إِذْ أَنتُمْ قَلِيلٌ مُّسْتَضْعَفُونَ فِي الأَرْضِ تَخَافُونَ أَن يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُم بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya karnu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.(Al-Anfal : 26)

Menurut sebagian mufassirin, ayat di atas, mengingatkan orang – orang yang menyertai Rasulullah dalam hijrah ke Madinah (Al-Muhajirin) sebagai orang – orang yang tertindas dan jumlahnya sedikit. Mereka pada satu sisi melakukan hijrah itu karena kuatir terhadap kesadisan dan kekejaman kaum kafir Quraisy, namun pada sisi lain adalh untuk memenuhi perintah Allah.

Karena dengan taat mereka melaksanakan perintah Allah, maka Allah memberikan tempat tinggal yang aman, tenteram, dan penuh solidaritas yag diikat oleh persaudaraan islam (ukhuwah islamiyah). DiberiNya rizki kepada mereka, dan Rasulullah SAW mempersaudarakan mereka dengan pribumi Madinah, kelompok masyarakat yang mengulurkan tangan untuk menolong mereka (Al-Anshar). Orang – orang yang jumlahnya sedikit ini dan tertindas, hanya dalam beberapa tahun saja telah menjadi kekuatan yang luar biasa. Kekuatan untuk mempertahankan diri dari agresi dan kedzaliman pihak lain.

Kaum Dhu’afa adalah Tenaga Teras

Bahwa dalam pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan, selain karena kemampuan pemimpin dalam mengendalikan pihak lain, juga harus dilihat secara nyata bahwa yang melaksanakan semua kegiatan itu bukanlah pemimpin itu sendiri. Seorang pemimpin membutuhkan para bawahan. Jika hal ini dikaitkan dengan suatu masyarakat dan yang terbanyak dalam suatu masyarakat itu adalah kaum lemah, dhu’afa sesungguhnya kaum lemah itulah yang lebih berperan dalam fungsi pelaksanaan.

Dalam islam, sepanjang yang disabdakan Rasullah bahwa Allah takkan berpihak kepada penguasa yang zalim, pada waktu si zalim itu menzalimi kaum dhu’afa. Sabdanya :

“Sesungguhnya Allah akan menolong umat ini melalui kaum yang lemah, dengan do’a, shalat, dan keikhlasan mereka.” (H.R Nasai dari Mus’ab bin Sa’id).
Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.